Kamis, 23 Oktober 2008

Kunci Kehebatan China di Bulutangkis

Tadi pagi, waktu di perpustakaan sekolah, saya melihat sebuah buku yang di dalamnya berisi kisah-kisah inspirasional. Di buku yang diterbitkan pada bulan Desember 2006 itu, ada kategori olahraga, dan saya coba melihatnya. Ternyata ada bulutangkis, yang judulnya kira-kira menggambarkan keberhasilan China yang berhasil "mengawinkan" gelar Piala Thomas dan Uber 2 kali berturut-turut(belum termasuk tahun ini). Di final, Tim Uber yang dimotori Zhang Ning menghadapi Belanda yang saat itu dimotori oleh mantan atlet Indonesia, Mia Audina. Sedangkan Tim Thomas yang dimotori oleh Lin Dan menghadapi Denmark yang dimotori Peter Gade. Di buku itu, dituliskan 4 kunci keberhasilan China menurut penulis buku tersebut, yaitu :
1. China memliki materi pemain yang sangat baik, dan kualitas tunggal/ganda pertama sama yang terakhir itu hampir sama. Jadi, mereka bisa bermain lebih baik dari musuhnya.
2. China memilih pelatih yang juga sangat bagus, yaitu Li Yongbo. Li Yongbo adalah seorang mantan pemain ganda yang sangat berprestasi dan sangat berpengalaman, dan tentunya bisa melatih dengan baik.
3. Pembinaan dan regenerasi China sangat baik. Dulu, Indonesia sepertinya negara yang paling ditakuti di bulutangkis. Tapi, pemain yang sekarang kualitasnya sedikit lebih buruk. Beda dengan China. Jika seorang pemain senior ingin pensiun, dia tidak perlu taku lagi, karena generasi di bawahnya memiliki kemampuan yang sama untuk meneruskan seniornya. Dalam hal ini, berarti pemain senior dan junior tidak boleh dibeda-bedakan, dan harus adil, terutama dalam mengikuti kejuaraan.
4. Suasana tim sangat kondusif. Dengan suasana yang kondusif, pemain akan merasa nyaman dan betah berada dalam tim, dan permainannya akan bagus.
Mengingat bulan November nanti akan diadakan Munas untuk memilih Ketua PB PBSI yang baru, keempat hal ini tentu harus diperhatikan juga, siapapun pengurus baru nantinya. Hal ini sangat penting untuk mengangkat prestasi Indonesia di cabang bulutangkis, setelah beberapa tahun belakangan agak menurun. Selain itu, bulutangkis merupakan satu-satunya olahraga yang bisa terus mengharumkan nama Indonesia di dunia. Tentu, ketua dari organisasi terbesar bulutangkis di negara ini memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan bulutangkis Indonesia. Beberapa hal lain yang harus diingat, ketua yang baru harus bisa mendapatkan dana untuk bulutangkis, karena dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Ketua juga harus bisa memerhatikan atletnya.
Satu hal yang sangat disayangkan, atlet tidak bisa memberikan suara di pemilihan ketua baru nanti. Padahal, yang paling merasakan dampaknya tentu saja atlet. Seperti sebuah negara yang ingin memilih kepala negaranya, rakyatlah yang memilih kepala negara tersebut. Seharusnya, atlet sebagai "rakyat" PBSI memiliki hak untuk memilih.
Maju terus, bulutangkis Indonesia.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hai salam kenal ya