Menyusul hasil China Masters SS, perasaanku tepat seperti judul di atas. KECEWA !!! Sering masuk final, jarang jadi juara(Nova/Liliyana). Itu karena saya fans-nya. Ini daftar turnamen yang mereka ikuti sejak tahun 2008 sampai sekarang, dan hasilnya.
1. Proton Malaysia Open SS = Perempat final (Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung)
2. Yonex Korea SS = Babak pertama (Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung)
3. Yonex All England SS = Runner-up (Zheng Bo/Gao Ling)
4. Wilson Swiss Open SS = Semifinal (Anthony Clark/Donna Kellogg)
5. Kejuaraan Asia = Runner-up (Flandy Limpele/Vita Marissa)
6. Singapore SS = Juara (Anthony Clark/Donna Kellogg)
7. Djarum Indonesia Open SS = Semifinal (Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl)
8. Olimpiade Beijing = Runner-up (Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung, lagi....)
9. Yonex Japan SS = Runner-up (Muhammad Rijal/Vita Marissa)
10. China Masters SS = Runner-up (Xie Zhongbo/Zhang Yawen)
Catatan :
*SS = Super Series
**Nama yang di dalam kurung adalah yang dikalahkan atau yang mengalahkan, tergantung konteksnya.
Kesimpulan hasil di atas, dari 6 final, hanya 1 yang berhasil dimenangkan. Siapa yang nggak kecewa? Apalagi saya fans-nya. Tapi, sudahlah. Yang lalu biarlah berlalu. Sesungguhnya, Dia akan membuat segala sesuatunya baru. Semangat baru, kemampuan baru, dll. Untuk segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menang, ada waktu untuk kalah. Ada waktu untuk berhasil, ada waktu untuk gagal. Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya, bila sesuai rencana-Nya. Tapi, jika kita percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan, apapun bisa terjadi. Serahkan semua kepada-Nya, dan Dia akan memberikan yang terbaik.(dikutip dari ayat2 Alkitab dengan sedikit penambahan)
Harapan saya, mereka bisa meraih gelar All England tahun depan, setelah 30 tahun Indonesia nggak raih gelar All England dari ganda campuran, dan meraih gelar lain sebanyak-banyaknya, termasuk Asian Games.
Dari hasil-hasil yang ada, ternyata dalam olahraga, yang dibutuhkan bukan hanya konsistensi(untuk bermain bagus). Tapi, ada berberapa hal lain, di antaranya :
1. Keberuntungan
Kalo lagi beruntung, meskipun lawannya susah, kemungkinan bisa menang.
2. Fisik
Balik lagi ke masalah fisik. Kalo fisik kurang bagus, sulit menang. Saya pikir, mungkin Nova/Liliyana kalah juga karena fisiknya drop. Penjelasannya bisa dilihat di postingan "Yonex Japan Open SS 2008"(alinea ke-3). Apalagi, Xie/Zhang nggak ikut Olimpiade dan Japan SS.
3. Ketenangan
Seorang pemain harus bisa tetap tenang, meskipun sedang tertekan, atau sedang unggul.
4. Pola permainan lawan
Jika seseorang/sepasang pemain terbawa permainan lawannya, maka akan sulit menang, karena dia/mereka didikte oleh lawannya.
5. Kecocokan pola permainan
Seseorang/pasangan yang nggak cocok dengan pola permainan lawannya, akan sulit menang, karena akan berada di bawah tekanan.
Segitu aja dulu. Kalo ada yang mau nambahin atau perbaiki, silahkan saja. Saya akan menerima dengan tulus.
Minggu, 28 September 2008
China Masters Super Series 2008
China Masters SS barusan selesai. Indonesia pulang dengan 2 gelar. Hasil yang cukup bagus. Namun, di sisi lain cukup mengecewakan. Dengan peserta yang kurang lebih sama, seharusnya Indonesia bisa melebihi prestasi yang di Jepang. Ya, gelar itu direbut oleh Sony Dwi Kuncoro yang menumbangkan Chen Jin 21-19, 21-18, dan dari Markis Kido/Hendra Setiawan yang mengalahkan pasangan China (yang secara mengejutkan lolos ke partai puncak setelah mengalahkan unggulan ke-2, Fu Haifeng/Cai Yun di semifinal), 21-17, 24-22.
Pencapaian yang luar biasa bagi Sony, karena memenangkan 3 turnamen super series secara beruntun, mulai dari Djarum Indonesia Open Super Series, Yonex Japan Super Series, dan China Masters Super Series. Memang sudah saatnya ada tunggal putra yang bisa menggantikan peran Taufik Hidayat bagi Indonesia. Dan sepertinya, Sony ingin membuktikan kepantasannya untuk itu. Untuk Markis Kido/Hendra Setiawan, memang sudah seharusnya mereka menang atas pasangan junior China tersebut.
Sedangkan wakil Indonesia satunya di turnamen ini, Nova Widianto/Liliyana Natsir, gagal mengalahkan pasangan China yang permainannya sedang bagus akhir-akhir ini, Xie Zhongbo/Zhang Yawen. Mereka kalah 17-21, 17-21. Hasil lainnya, di tunggal putri , Zhou Mi(Hong Kong), mengalahkan tunggal China, Wang Lin, 21-19, 19-21, 21-16. Dan ganda putri China, Cheng Shu/Zhao Yunlei mengalahkan ganda Macau, 21-14, 21-11.
Sepertinya, sejak kandas di perempat final Olimpiade Beijing yang lalu, kemampuannya(Sony) semakin menanjak. Mendapatkan 2 gelar super series berturut-turut adalah pencapaian yang sangat bagus. Sony dan Kido/Hendra adalah contoh pemain yang memilik tingkat keberuntungan tinggi. Mereka jarang masuk final. Tapi, sekali masuk final, langsung menang, dan mendapatkan gelar. Ibaratnya sepak bola, mereka peluangnya sedikit. Tapi, finishing-nya bagus. Kebalikan dari Nova/Liliyana tentunya.
Setelah ini, ada GP Gold Macau, dan GP Bitburger. Semoga tim Indonesia berhasil.
Pencapaian yang luar biasa bagi Sony, karena memenangkan 3 turnamen super series secara beruntun, mulai dari Djarum Indonesia Open Super Series, Yonex Japan Super Series, dan China Masters Super Series. Memang sudah saatnya ada tunggal putra yang bisa menggantikan peran Taufik Hidayat bagi Indonesia. Dan sepertinya, Sony ingin membuktikan kepantasannya untuk itu. Untuk Markis Kido/Hendra Setiawan, memang sudah seharusnya mereka menang atas pasangan junior China tersebut.
Sedangkan wakil Indonesia satunya di turnamen ini, Nova Widianto/Liliyana Natsir, gagal mengalahkan pasangan China yang permainannya sedang bagus akhir-akhir ini, Xie Zhongbo/Zhang Yawen. Mereka kalah 17-21, 17-21. Hasil lainnya, di tunggal putri , Zhou Mi(Hong Kong), mengalahkan tunggal China, Wang Lin, 21-19, 19-21, 21-16. Dan ganda putri China, Cheng Shu/Zhao Yunlei mengalahkan ganda Macau, 21-14, 21-11.
Sepertinya, sejak kandas di perempat final Olimpiade Beijing yang lalu, kemampuannya(Sony) semakin menanjak. Mendapatkan 2 gelar super series berturut-turut adalah pencapaian yang sangat bagus. Sony dan Kido/Hendra adalah contoh pemain yang memilik tingkat keberuntungan tinggi. Mereka jarang masuk final. Tapi, sekali masuk final, langsung menang, dan mendapatkan gelar. Ibaratnya sepak bola, mereka peluangnya sedikit. Tapi, finishing-nya bagus. Kebalikan dari Nova/Liliyana tentunya.
Setelah ini, ada GP Gold Macau, dan GP Bitburger. Semoga tim Indonesia berhasil.
Senin, 22 September 2008
Yonex Japan Super Series 2008
Turnamen Yonex Japan Super Series telah berakhir hari Minggu yang lalu. Hasilnya cukup memuasakan bagi Indonesia, dengan 2 gelar. Gelar pertama sudah dipastikan sejak hari Sabtu, yaitu pada nomor ganda campuran, di mana terjadi All-Indonesian Final. Muhammad Rijal/Vita Marissa keluar sebagai pemenang pada pertandingan ini dengan mengalahkan kompatriotnya, Nova Widianto/Liliyana Natsir dengan skor 14-21, 21-15, 21-19. Hasil yang cukup bagus bagi pendatang baru, terutama bagi Vita. Vita sempat berganti pasangan paling kurang 3 kali, dan langsung memperoleh gelar juara. Yang pertama bersama Flandy Limpele(Singapore Super Series 2007), kemudian Liliyana Natsir(China Masters 2007), dan yang terbaru, bersama Rijal di turnamen ini. Gelar kedua diperoleh oleh Sony Dwi Kuncoro yang mengalahkan tunggal putra andalan Malaysia, Lee Chong Wei dalam pertandingan 2 set, 21-17, 21-11. Kedua hasil ini memang hasil yang mengejutkan. Mereka berhasil mengalahkan unggulan pertama pada turnamen ini. Sedangkan Bona Septano/Muhammad Ahsan gagal meneruskan kejutan mengalahkan pasangan unggulan, setelah kalah dari Lars Paaske/Jonas Rasmussen di partai puncak, 17-21, 21-15, 13-21. Gelar tunggal putri dibawa oleh Wang Yihan yang membuat kejutan dengan mengalahkan Zhou Mi, 21-19, 17-21, 21-15. Gelar ganda putri diraih oleh Cheng Shu/Zhao Yunlei, juga dengan kejutan mengalahkan Chin Eei Hui/Wong Pei Tty, 21-19, 5-21, 21-18. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa para peraih medali di Olimpiade Beijing yang lalu, tidak satu pun yang berhasil memperoleh gelar juara. Makanya, banyak kejutan. Pemain/pasangan yang memperoleh medali Olimpiade Beijing yang ikut pada kejuaraan ini adalah Lee Chong Wei, Maria Kristin Yulianti, Markis Kido/Hendra Setiawan, dan Nova Widianto/Liliyana Natsir. Maria dan Kido/Hendra bahkan harus kandas di babak perempat final. Maria dikalahkan Lu Lan(balas dendam, nih), dan KiNdra dikalahkan rekan sepelatnas, Rian Sukmawan/Yonatan Dasuki Suryatama.
Memang terlihat aneh, kok yang dapat medali gagal semua ? Nah, kalo Chong Wei, saya nggak tau kenapa. Tapi, kalo atlet Indonesia, mungkin saya bisa menjelaskan sedikit. Ketika pulang dari Beijing, mereka harus menempuh waktu perjalanan yang tidak sebentar. Apalagi, tibanya juga malam. Belum lagi ketika tiba, mereka pergi lagi ke mana-mana. Misalnya pergi untuk terima bonus dari Presiden dan Menteri, terima bonus dari klubnya, atau ada yang pulang kampung mungkin. Tadi pagi, waktu berangkat ke sekolah, saya dengar di radio BBC, atlet-atlet itu diberi waktu istirahat 1 minggu, dan 1 minggu untuk pemulihan fisiknya. Jelas, persiapannya sangat singkat dibandingkan atlet yang gak dapet medali. Apalagi, kejuaraan ini nggak diikuti pemain-pemain top China dan Korea. Hal ini pastinya sangat menguntungkan para pemain muda. Nggak kebayang deh, gimana capeknya para pemain senior. Belum lagi, mereka udah harus berangkat ke China lagi untuk ikut China Masters, kecuali Maria.
Khusus pertandingan Nova/Liliyana vs Rijal/Vita, mungkin ada alasan lain. Nova/Liliyana pasangan lama, dan Rijal/Vita pasangan baru. Sudah pasti, Vita bersama Flandy dan Rijal bersama Greysia pernah melawan Nova/Liliyana, dan udah tau gaya bermain mereka. Sedangkan, Nova/Liliyana masih belum tau gaya bermain Rijal/Vita, karena mereka pasangan baru. Memang, dalam pertandingan Nova/Liliyana bisa "membaca" gaya bermain Rijal/Vita. Tapi, Rijal/Vita yang udah tau dasar gaya bermain Nova/Liliyana, makin tau lagi, karena mereka juga "membaca" gaya bermain Nova/Liliyana pada pertandingan itu. Mungkin ini juga salah satu sebab, kenapa Nova/Liliyana kalah dari Rijal/Vita.
Untuk China Masters, seharusnya tim Indonesia bisa mempertahankan atau melebihi prestasi di Jepang ini, karena pemain yang ikut kurang lebih sama. Terus berjuang, Indonesia Bisa !
Memang terlihat aneh, kok yang dapat medali gagal semua ? Nah, kalo Chong Wei, saya nggak tau kenapa. Tapi, kalo atlet Indonesia, mungkin saya bisa menjelaskan sedikit. Ketika pulang dari Beijing, mereka harus menempuh waktu perjalanan yang tidak sebentar. Apalagi, tibanya juga malam. Belum lagi ketika tiba, mereka pergi lagi ke mana-mana. Misalnya pergi untuk terima bonus dari Presiden dan Menteri, terima bonus dari klubnya, atau ada yang pulang kampung mungkin. Tadi pagi, waktu berangkat ke sekolah, saya dengar di radio BBC, atlet-atlet itu diberi waktu istirahat 1 minggu, dan 1 minggu untuk pemulihan fisiknya. Jelas, persiapannya sangat singkat dibandingkan atlet yang gak dapet medali. Apalagi, kejuaraan ini nggak diikuti pemain-pemain top China dan Korea. Hal ini pastinya sangat menguntungkan para pemain muda. Nggak kebayang deh, gimana capeknya para pemain senior. Belum lagi, mereka udah harus berangkat ke China lagi untuk ikut China Masters, kecuali Maria.
Khusus pertandingan Nova/Liliyana vs Rijal/Vita, mungkin ada alasan lain. Nova/Liliyana pasangan lama, dan Rijal/Vita pasangan baru. Sudah pasti, Vita bersama Flandy dan Rijal bersama Greysia pernah melawan Nova/Liliyana, dan udah tau gaya bermain mereka. Sedangkan, Nova/Liliyana masih belum tau gaya bermain Rijal/Vita, karena mereka pasangan baru. Memang, dalam pertandingan Nova/Liliyana bisa "membaca" gaya bermain Rijal/Vita. Tapi, Rijal/Vita yang udah tau dasar gaya bermain Nova/Liliyana, makin tau lagi, karena mereka juga "membaca" gaya bermain Nova/Liliyana pada pertandingan itu. Mungkin ini juga salah satu sebab, kenapa Nova/Liliyana kalah dari Rijal/Vita.
Untuk China Masters, seharusnya tim Indonesia bisa mempertahankan atau melebihi prestasi di Jepang ini, karena pemain yang ikut kurang lebih sama. Terus berjuang, Indonesia Bisa !
Rabu, 17 September 2008
Cintai Indonesia !
Neg'ri kita tercinta, Indonesia, memiliki cukup banyak masalah, seperti korupsi, kemiskinan di mana-mana, pengangguran, tawuran antar-pelajar, dsb. Selain itu, Indonesia juga kurang pandai dalam mengolah sumber daya alam yang sangat melimpah itu, sehingga harus diekspor ke luar neg'ri agar bisa diolah menjadi barang siap pakai. Jadi, kalau misalnya ada yang merasa bangga karena punya barang dari luar neg'ri, seperti Singapura, mungkin saja barang itu bahannya dari Indonesia, dan berarti 50% barang itu hasil Indonesia. Orang Indonesia secara nggak sadar maupun sadar, sering ngeremehin Indonesia. Misalnya,"Ah, orang Indonesia mana bisa", atau "Indonesia 'kan payah". Ini sama saja dengan meremehkan Indonesia. Yang lebih aneh lagi, kenapa orang Indonesia justru menjelek-jelekkan negaranya sendiri, dan terkesan lebih menyukai negara lain. Kalo sudah gini, maaf saja, ya, mendingan gak usah tinggal di Indonesia. Coba pikir, kenapa kita bisa dilahirkan atau tinggal di Indonesia ? Kenapa kita harus ada di Indonesia, bukan negara lain ? Ada maksud Tuhan menempatkan kita di Indonesia. Sebagai generasi muda(khususnya), kita harusnya berusaha membuat Indonesia menjadi negara yang berkembang, bukannya malah menjelek-jelekkan Indonesia. Kemerdekaan yang sudah susah payah diperjuangkan, harus kita buat semakin bermakna dengan membuat Indonesia bukan hanya merdeka dari penjajahan, tapi juga merdeka dari semua masalah yang ada. Jangan malah tambah merendahkan Indonesia. Mungkin saat ini Indonesia belum menjadi negara maju. Mungkin saat ini Indonesia belum seperti negara-negara tetangganya. Mungkin saat ini Indonesia belum merdeka dari masalah-masalahnya. Mungkin saat ini Indonesia belum bisa membuat banyak rakyatnya bangga dengan yang dimilikinya.
Siapa lagi yang bisa bangga dengan Indonesia terlebih dahulu, selain rakyatnya sendiri ? Mulai sekarang, cintai Indonesia, dan jangan menjelekkan apa pun yang ada di Indonesia. Lagian, Indonesia juga memiliki banyak prestasi, khususnya di bidang bulutangkis. Saat ini, mungkin Indonesia belum berkembang. Tapi, siapa yang bisa mengetahui hal apa yang akan terjadi beberapa tahun lagi ? Bisa saja 10 tahun lagi Indonesia menjadi negara termaju di Asia. Semua bisa terjadi, asal Indonesia dan rakyatnya mau terus berusaha untuk hal ini.
Gimana caranya? Berikut cara mudahnya.
1. Mulai dari hal keci dulu. Jangan mengotori lingkungan di sekitarmu. Kalo kamu mengotorinya, sama saja mengotori lingkungan Indonesia.
2. Saat upacara bendera, usahakan mengikuti upacara dengan baik dan sopan. Dan kalo bendera dikibarkan, hormat dengan sungguh-sungguh.
3. Cintai produk dalam negeri, dan hargai karya bangsa sendiri.
Siapa lagi yang bisa bangga dengan Indonesia terlebih dahulu, selain rakyatnya sendiri ? Mulai sekarang, cintai Indonesia, dan jangan menjelekkan apa pun yang ada di Indonesia. Lagian, Indonesia juga memiliki banyak prestasi, khususnya di bidang bulutangkis. Saat ini, mungkin Indonesia belum berkembang. Tapi, siapa yang bisa mengetahui hal apa yang akan terjadi beberapa tahun lagi ? Bisa saja 10 tahun lagi Indonesia menjadi negara termaju di Asia. Semua bisa terjadi, asal Indonesia dan rakyatnya mau terus berusaha untuk hal ini.
Gimana caranya? Berikut cara mudahnya.
1. Mulai dari hal keci dulu. Jangan mengotori lingkungan di sekitarmu. Kalo kamu mengotorinya, sama saja mengotori lingkungan Indonesia.
2. Saat upacara bendera, usahakan mengikuti upacara dengan baik dan sopan. Dan kalo bendera dikibarkan, hormat dengan sungguh-sungguh.
3. Cintai produk dalam negeri, dan hargai karya bangsa sendiri.
Jumat, 05 September 2008
Chord Suara Kemenangan
Ini adalah chord lagu "Suara Kemenangan", lagu yang bisa memotivasi para pejuang bangsa. Kalau kurang tepat, mohon maaf, saya cuma les gitar kurang lebih 7 bulan, habis itu belajar sendiri. Selamat mencoba !
Intro : D Bm G A (2x)
D G D D7
Mari bersama kita berjuang kawan
G F#m Em A
Pacu semangat kejar impian
D G D D7
Sudah waktunya kita yang muda bersiap
G F#m Em A
Untuk negara tantang dunia
Em G
Jangan kau menyerah
F#m A
Bertahan untuk menang
Reff :
D Bm G
Kau anak bangsa berikan kami
Em A D
Satu harapan untuk bangga
Intro : D Bm G A
D G D D7
Kita berjuang harumkan nama bangsa
G F#m Em A
Yakinlah kawan kita kan bisa
Em G
Jangan kau menyerah
F#m A
Bertahan untuk menang
Reff :
D Bm G
Kau anak bangsa berikan kami
Em A D
Satu harapan untuk bangga
Bm G
Engkau pahlawan pantang menyerah
Em A D
Terus berjuang untuk menang
Interlude : D Bm G A
D Bm G A D Bm G A
Indonesia kami untukmu
Em G
Jangan kau menyerah
F#m A
Bertahan untuk menang
Reff :
D Bm G
Kau anak bangsa berikan kami
Em A D
Satu harapan untuk bangga
Bm G
Engkau pahlawan pantang menyerah
Em A D
Terus berjuang untuk menang
D Bm G A D Bm G A D
Indonesia kami untukmu
Untuk penempatan chord-nya, mohon maaf, silahkan ditempatkan sendiri.
Intro : D Bm G A (2x)
D G D D7
Mari bersama kita berjuang kawan
G F#m Em A
Pacu semangat kejar impian
D G D D7
Sudah waktunya kita yang muda bersiap
G F#m Em A
Untuk negara tantang dunia
Em G
Jangan kau menyerah
F#m A
Bertahan untuk menang
Reff :
D Bm G
Kau anak bangsa berikan kami
Em A D
Satu harapan untuk bangga
Intro : D Bm G A
D G D D7
Kita berjuang harumkan nama bangsa
G F#m Em A
Yakinlah kawan kita kan bisa
Em G
Jangan kau menyerah
F#m A
Bertahan untuk menang
Reff :
D Bm G
Kau anak bangsa berikan kami
Em A D
Satu harapan untuk bangga
Bm G
Engkau pahlawan pantang menyerah
Em A D
Terus berjuang untuk menang
Interlude : D Bm G A
D Bm G A D Bm G A
Indonesia kami untukmu
Em G
Jangan kau menyerah
F#m A
Bertahan untuk menang
Reff :
D Bm G
Kau anak bangsa berikan kami
Em A D
Satu harapan untuk bangga
Bm G
Engkau pahlawan pantang menyerah
Em A D
Terus berjuang untuk menang
D Bm G A D Bm G A D
Indonesia kami untukmu
Untuk penempatan chord-nya, mohon maaf, silahkan ditempatkan sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)